MAKALAH SENI RUPA TERAPAN
Disusun oleh :
1.
Ayu Sri Dewi (01) XI MS1
2.
Ni Wayan Merta
Kesuma (10) XI MS1
3.
Ni Ketut Kristiana
Dewi (17) XI
MS1
4.
Ni Made Astini (19) XI MS1
5.
Ni Wayan Mudiyanti (28) XI
MS1
6.
Ni Wayan Putri Alita
P. (29) XI
MS1
SMA NEGERI 1 UBUD
TAHUN AJARAN 2014/2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seni merupakan
suatu karya yang dibuat atau diciptakan dengan kecakapan yang luar biasa
sehingga merupakan sesuatu yang elok atau indah. Kebutuhan akan seni budaya
merupakan kebutuhan manusia yang lebih tinggi diantara urutan kebutuhan
lainnya. Seni budaya berkaitan langsung dengan kesejahteraan, keindahan,
kebijaksanaan, ketentraman, dan pada puncaknya merupakan proses evolusi manusia
untuk makin dekat kepada Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, seni budaya akan
berkembang apabila masyarakat makmur dan sejahtera. Seni rupa
adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap
mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep
garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu seni rupa
terapan?
2. Apa
saja jenis-jenis karya seni rupa terapan?
3. Siapa
saja tokoh-tokoh karya seni rupa terapan?
1.3 Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian seni rupa terapan.
2. Untuk
mengetahui jenis-jenis karya seni rupa terapan.
3. Untuk
mengetahui tokoh-tokoh karya seni rupa terapan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Seni Budaya
Arti kata budaya ini diambil
dari bahasa Sansekerta yaitu “Buddayah”, yang kemudian dalam bentuk
jamaknya adalah budi dan daya. Kata budi diartikan sebagai akal, pikiran,
nalar sedangkan daya berarti usaha, upaya, Ikhtiar. Lalu
kemudian Seni asal mulanya merupakan proses yang dilakukan manusia dan
oleh karena itu menjadi sinonim dari ilmu dan melalui perkembangannya, seni
bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreatifitas manusia. Seni tidak bisa
diukur dengan parameter apapun, hal tersebut hanya bisa dijelaskan pada setiap
individu dengan parameter masing.masing. Menurut, M. Thoyobi
mengemukakan “Seni budaya merupakan penjelmaan rasa seni yang sudah membudaya,
yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh orang banyak
dalam rentang perjalanan sejarah peradaban manusia.” Sedangkan Sartono
Kartodirdjo berpendapat “Seni budaya merupakan sistem yang koheren karena seni
budaya dapat menjalankan komunikasi efektif, antara lain dengan melalui satu
bagian saja dapat menunjukkan keseluruhannya.” Berbeda dengan pendapat Harry
Sulastianto, “Seni budaya merupakan suatu keahlian mengekspresikan ide-ide dan
pemikiran estetika, termasuk mewujudkan kemampuan serta imajinasi pandangan
akan benda, suasana, atau karya yang mampu menimbulkan rasa indah sehingga
menciptakan peradaban yang lebih maju.”
2.2 Seni Rupa
Seni rupa
adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap
mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep
titik, garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan
acuan estetika. Seni rupa dilihat dari segi fungsinya dibedakan antara seni
rupa murni dan seni rupa terapan, proses penciptaan seni rupa murni lebih
menitik beratkan pada ekspresi jiwa semata misalnya lukisan, sedangkan seni
rupa terapan proses pembuatannya memiliki tujuan dan fungsi tertentu misalnya
seni kriya. Sedangkan, jika ditinjau dari segi wujud dan bentuknya, seni rupa
terbagi 2 yaitu seni rupa 2 dimensi yang hanya memiliki panjang dan lebar saja
dan seni rupa 3 dimensi yang memiliki panjang lebar serta ruang. Secara kasar
terjemahan seni rupa di dalam Bahasa Inggris adalah fine art. Namun sesuai
perkembangan dunia seni modern, istilah fine art menjadi lebih spesifik kepada
pengertian seni rupa murni untuk kemudian menggabungkannya dengan desain dan
kriya ke dalam bahasan visual arts.seni rupa terbagi menjadi dua bagian yakni
senirupa murni dan senirupa terapan.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Seni Rupa Terapan
Seni rupa terapan adalah karya
seni rupa yang dirancang untuk tujuan fungsional, yaitu untuk memenuhi
kebutuhan fisik dan psikologis (kejiwaan) manusia. Seni rupa terapan memiliki
fungsi guna atau pakai. Artinya selain sebagai benda yang bernilai seni
(artistik) juga sebagai benda yang indah (estetis) dan dapat digunakan untuk
kepentingan manusia. Contoh benda seni terapan antara lain benda-benda gerabah
dari tanah liat, benda-benda anyaman, kerajinan keramik, peralatan rumah
tangga, kerajinan furniture. Karya seni rupa terapan daerah setempat diciptakan
untuk tujuan melestarikan nilai-nilai tradisi dan adat dalam proses serta
teknik berkarya seni rupa daerah setempat. Bentuk, model, teknik, dan media memiliki
keunikan/karakteristik tersendiri, sebagai kekayaan seni budaya. Karya seni
rupa terapan daerah setempat yaitu karya seni rupa yang memiliki fungsi
pakai/guna, dibuat dengan teknik (cara) dan media yang ada di daerah setempat,
sebagai aset atau kekayaan budaya nasional.
3.2 Jenis-jenis seni rupa terapan
Jenis seni rupa terapan banyak ragamnya, diantaranya sebagai berikut :
1.
Seni bangunan/ arsitektur berupa banguna tanah,
tempat tinggal, kantor, masjid dan lain-lain.
2.
Gambar ilustrasi yaitu gambar atau foto yang
digunakan untuk menjelaskan suatu naskah/teks, sebagai contohnya gambar pada
buku bacaan untuk mata pelajaran siswa SD. Fungsi dari gambar tersebut sebagai
penjelas dari bacaan sehingga isi bacaan mudah dipahami oleh pembaca. Ilustrasi
bisa terdapat di mana-mana, seperti pada buku pelajaran, cerpen dan
iklan.
3.
Seni grafis terapan/desain komunikasi visual yaitu
karya seni rupa yang berfungsi sebagai media komunikasi.
4. Seni
kriya terapan, dalam hal ini dapat dikatakan bahwa karya seni rupa terapan
adalah semua karya desain dan kriya terapan. Karya desain yaitu sebuah
rancangan yang bertujuan untuk membuat suatu benda yang memiliki fungsi
praktis, contohnya : desain rumah, desain kursi, atau desain komunikasi visual.
Karya seni kriya terapan yaitu karya seni rupa dua dan tiga dimensi yang
pembuatannya mengutamakan ketrampilan tangan dengan tingkat ketelitian dan
kerajinan yang tinggi. Karya seni kriya disebut juga seni kerajinan (crafts).
Ada bermacam-macam seni kriya antara lain : kriya kayu, kriya kulit (tatah
sungging), kriya logam, batik dan anyaman. Karya kriya terapan berupa
benda-benda pakai yang dibuat dengan mengandalkan keterampilan tangan, seperti
kipas yang terbuat dari anyaman bambu, kursi rotan, benda-benda gerabah yang
terbuat dari tanah liat, dan lain sebagainya.
a. Desain
rumah b. Desain
kursi
3.3 Hasil Karya Seni Rupa Terapan Daerah Setempat
Benda-benda seni rupa terapan yang
dihasilkan di bagian daerah di wilayah Indonesia diantaranya yang
terkenal adalah:
1)
Kerajinan Batik, Seni batik adalah sebagai budaya
nasional yang sudah banyak dikenal di mancanegara. Sebagian besar daerah di
Indonesia memiliki karya seni batik yang berbeda jenis dan coraknya. Batik
termasuk karya seni terapan dua dimensi yang umumnya digunakan
sebagai nama motif atau corak batik. Antara lain : Batik Solo, Batik
Yogyakarta, Batik Bayumasan (Purwokerto), Batik Laseman (Lasem-Rembang), Batik
Bakaran (Pati), Batik Cirebon, Batik Pekalongan (corak Pekalongan), Batik
Madura, Batik Palembang, Batik Garut (Jawa barat), Batik Bali, Batik Tuban
(Jawa Timur).
2)
Kerajinan keramik dari Kasongan Yogyakarta, Purwakarta,
Sompok, Mayong (Jepara), Bojonegoro (Jawa Timur), Bandung, dan Kedu.
3)
Kerajinan kain tenun dari daerah Troso (Jepara), Bali,
Garut, Yogyakarta, Tuban, Lombok, dan Timor.
4)
Kerajinan kuningan dari Juwana Pati (Jawa Tengah).
5)
Kerajinan ukir perak bakar dari Kota Gede Yogyakarta.
6)
Kerajinan anyaman dari bahan alami untuk benda tas,
keranjang, tikar, dan topi. Daerah asal Tangerang, Kudus, Kedu, Tasikmalaya dan
Bali.
7)
Kerajinan tangan
untuk cinderamata (souvenir) dari daerah Surakarta, Jepara,Yogyakarta, Jakarta,
Bali, Bandung, Palembang, Makassar, dan Samarinda.
8)
Kerajinan wayang kulit (Wayang / boneka yang terbuat
dari kulit berbentuk dua dimensi) digunakan untuk seni perdalangan atau sebagai
hiasan. Dihasilkan dari daerah Yogyakarta, Surakarta, Kedu, Bali, dan Jawa
Timur.
9)
Wayang Golek (boneka berbentuk tiga dimensi) dihasilkan
dari daerah, Bandung, dan Yogyakarta (Jawa tengah)
10) Kerajinan
ukir kayu, yang menghasilkan benda-benda ukir berupa perabotan rumah tangga
ukir (meja, kursi, tempat tidur, almari, dan hiasan dinding) dan gambar relief.
Daerah penghasik ukiran kayu antara lain Jepara, Bali, Kalimantan, Madura, dan
Papua (suku Asmat), Yogyakarta, Surakarta, Cirebon, dan Palembang.
11) Kerajinan
topeng kayu dari daerah Yogyakarta, Surakarta, Betawi, Cirebon, Bali, dan
Bandung.
12) Kerajinan
merangkai janur. Jawa Tengah, Bali dan Yogyakarta.
13) Kerajinan
bordir berasal dari daerah Kudus dan Tasikmalaya.
3.4
Media dan Teknik Seni Rupa Terapan Daerah Setempat
1.
Media (bahan/alat)
yang digunakan umumnya bahan alami dn yang mudah didapat dari daerah setempat.
Contoh media seni terapan tradisional (daerah setempat) umumnya menggunakan
yang harganya murah, mudah terjangkau masyarakat umum/luas, bambu, kayu, tanah
liat, jenis rumput-rumputan (untuk anyaman), eceng gondok, tempurung (batok)
kelapa, kulit kerang, kulit hewan, batu marmer, batu andesit, dan daun-daunan.
2.
Teknik (cara)
yang digunakan dalam pembuatan karya seni terapan daerah setempat atau
tradisional pada umumnya sangat sederhana yaitu dengan menggunakan tangan atau
dengan alat bukan mekanis (mesin). Misalnya dalam pembuatan anyaman bambu daun,
ukirankayu, kain tenun, kain songket keramik tradisi, wayang kulit dan golek,
bordir, sulaman, kain batik. Dikerjakan secara perorangan atau kelompok. Dengan
cara (teknik) ukir, pahat, anyam, aplikasi, jahit, butsir, membentuk.
3.5 Pembagian Karya Seni Rupa
Terapan
3.5.1. Pembagian Senirupa
Terapan Berdasarkan Fungsi
Karya seni rupa terapan memiliki dua fungsi sebagai
berikut:
1)
Pemenuhan kebutuhan
yang bersifat praktis (kegunaan), yaitu karya yang fungsi pokoknya sebagai
benda pakai, selain juga memiliki nilai hias. Misalnya, perabotan rumah tangga,
seperti meja dan kursi, lemari, dan tekstil.
2)
Pemenuhan kebutuhan
yang bersifat estetis (keindahan), yaitu fungsi yang semata-mata sebagai benda
hias. Misalnya, karya batik atau tenun yang dibuat khusus untuk hiasan dinding
dan benda-banda kerajinan untuk penghias ruangan, seperti topeng, patung, dan
vas bunga.
3.5.2. Pembagian Senirupa Terapan
Berdasarkan Wujudnya
Berdasarkan wujud fisiknya, karya seni
rupa terapan dapat digolongkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1)
Karya seni rupa terapan dua dimensi
(dwimatra) Karya seni rupa terapan dua dimensi, yaitu karya seni rupa yang
mempunyai ukuran panjang dan lebar dan hanya bisa dilihat dari satu arah.
Misalnya, wayang kulit, tenun, dan batik.
2)
Karya seni rupa terapan tiga dimensi
(trimatra) Karya seni rupa terapan tiga dimensi, yaitu karya seni rupa yang
dapat dilihat dari segala arah dan memiliki volume (ruang). Misalnya, rumah
adat, senjata tradisional seperti rencong dan pedang, serta patung.
3.5.3. Pembagian Senirupa Terapan
berdasarkan Bentuknya
Karya seni rupa terapan yang terdapat di Indonesia sangat beragam dengan
aneka jenis, bentuk, fungsi, dan teknik pembuatannya. Bentuk karya seni rupa
terapan tersebut disini kami membaginya dalam empat kategori:
1.
Rumah adat
2.
Senjata Tradisional
3.
Transportasi Tradisional
4.
Seni Kriya
3.6 Tokoh Seni Rupa
·
Tokoh Seni Rupa Manca
Negara
1.
Hieronymous Bosch,
1450-1516 (Pelukis-Belanda)
2.
Frans Hals,
1580/85-1666 (Pelukis-Belanda)
3.
Leonardo da Vinci (Arsitek,
Pelukis – Italia)
4.
Michelangelo (Pemahat,
Pelukis – Italia)
5.
Vincent van Gogh (Pelukis
– Belanda)
6.
Rembrand Van Rijn (Pelukis
– Belanda)
7.
Pablo Piccaso (Pelukis
– Spanyol)
8.
Rubens (Pelukis
– Belanda)
9.
Titian
10.
Teodhore Gericault (Pelukis
– Prancis)
11.
Jacques Louis David,
1748-1825 (Pelukis – Prancis)
12.
Ingres,
1780-1867 (Pelukis – Prancis)
13.
Claudio Monet, (Pelukis
– Prancis)
14.
Edouard Manet, (Pelukis
– Prancis)
15.
Piere Auguste Renoir, (Pelukis
– Prancis)
16.
Salvador Dalí, (Pelukis
– Spanyol) .
·
Tokoh Seni Rupa Indonesia
:
1.
Affandi (Pelukis)
3.
Basuki Abdullah (Pelukis)
5.
Lee Man Fong (Pelukis)
6.
Otto Djaya (Pelukis)
7.
Dullah (Pelukis)
8.
Soedjojono (Pelukis)
9.
Wakidi (Pelukis)
10.
Soenaryo (Pelukis)
11.
I Nyoman Nuarta (Pematung)
12.
I Nyoman Gunarsa (Pelukis)
13.
Antonio Blanco (Pelukis)
14.
Lee Mayor (Pelukis)
15.
Rudolf Bonet (Pelukis)
16.
Heng Ngantung (Pelukis)
v
Tokoh
Seni Panggung/Pertunjukan
·
Tokoh Seni Panggung Manca
Negara
1.
Shakespeare, (Sandiwara
– Inggris)
2.
Verdi, 1800 an (Drama
– Italia)
3.
Wagner, 1800 an (Drama
– Jerman)
4.
Puccini, 1900 an (Drama
– Italia)
5.
Boris Christoff, (Drama
- )
6.
Sherley Verrett, (Drama
- )
·
Tokoh Seni Panggung
Indonesia
1.
Sardono W. Kusumo (Koreografer)
2.
Bagong Kusudiarjo (Koreografer
– Pelukis)
3.
Didiek Ninithowok (Koreografer)
4.
Srimulat (Drama
– Lawak)
5.
Ki Siswondo (Ketoprak)
6.
Cak Doerasim (Ludruk)
7.
Ki Nartosabdo (Pedhalangan-Wayang
Kulit)
8.
Ki Timbul Hadiprajitno (Pedhalangan-Wayang
Kulit)
9.
Ki Anom Soeroto (Pedhalangan-Wayang
Kulit)
10.
Ki Mantep Darsono (Pedhalangan-Wayang
Kulit)
11.
Ki Enthus Soesmono (Pedhalangan-Wayang
Kulit)
12.
Retno Maruti (Tari
Tradisional Jawa)
13.
Guntur Soekarno (Koreografer)
BAB IV
KESIMPULAN
Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya
seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan
ini diciptakan dengan mengolah konsep titik, garis,bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika.
Seni rupa terapan adalah
hasil karya seni rupa yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan mempunyai fungsi atau manfaat. Fungsi
karya seni rupa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fungsi estetis dan fungsi
praktis. Fungsi estetis adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia tentang
rasa keindahan. Misalnya lukisan, patung,dan benda hias. Fungsi praktis adalah
untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia akan benda pakai. Misalnya vas bunga,
kursi ukir, dan bingkai foto.
Jenis-jenis
seni rupa terapan nusantara antara lain:
o
Seni Kulit
o
Seni Ukir
o
Seni Anyaman
o
Seni
Batik
o
Seni Keramik
o
Seni Tenun
o
Seni Logam
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar