Jumat, 21 November 2014

Seni Rupa Terapan


MAKALAH SENI RUPA TERAPAN



Disusun oleh :
1.        Ayu Sri Dewi                   (01)      XI MS1
2.        Ni Wayan Merta Kesuma (10)      XI MS1
3.        Ni Ketut Kristiana Dewi  (17)      XI MS1
4.        Ni Made Astini                 (19)      XI MS1
5.        Ni Wayan Mudiyanti        (28)      XI MS1
6.        Ni Wayan Putri Alita P.   (29)      XI MS1

SMA NEGERI 1 UBUD
TAHUN AJARAN 2014/2015







BAB I
 PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Seni merupakan suatu karya yang dibuat atau diciptakan dengan kecakapan yang luar biasa sehingga merupakan sesuatu yang elok atau indah. Kebutuhan akan seni budaya merupakan kebutuhan manusia yang lebih tinggi diantara urutan kebutuhan lainnya. Seni budaya berkaitan langsung dengan kesejahteraan, keindahan, kebijaksanaan, ketentraman, dan pada puncaknya merupakan proses evolusi manusia untuk makin dekat kepada Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, seni budaya akan berkembang apabila masyarakat makmur dan sejahtera.    Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika.

1.2 Rumusan Masalah
      1.         Apa itu seni rupa terapan?
      2.         Apa saja jenis-jenis karya seni rupa terapan?
      3.         Siapa saja tokoh-tokoh karya seni rupa terapan?
1.3 Tujuan
1.       Untuk mengetahui pengertian seni rupa terapan.
2.       Untuk mengetahui jenis-jenis karya seni rupa terapan.
3.       Untuk mengetahui tokoh-tokoh karya seni rupa terapan.


BAB II
 TINJAUAN TEORI
2.1 Seni Budaya
Arti kata budaya ini diambil dari  bahasa Sansekerta yaitu “Buddayah”, yang kemudian dalam bentuk jamaknya adalah budi dan daya. Kata budi diartikan sebagai akal, pikiran, nalar sedangkan daya berarti usaha, upaya, Ikhtiar. Lalu kemudian Seni asal mulanya merupakan proses yang dilakukan manusia dan oleh karena itu menjadi sinonim dari ilmu dan melalui perkembangannya, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreatifitas manusia. Seni tidak bisa diukur dengan parameter apapun, hal tersebut hanya bisa dijelaskan pada setiap individu dengan parameter masing.masing. Menurut, M. Thoyobi mengemukakan “Seni budaya merupakan penjelmaan rasa seni yang sudah membudaya, yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh orang banyak dalam rentang perjalanan sejarah peradaban manusia.” Sedangkan Sartono Kartodirdjo berpendapat “Seni budaya merupakan sistem yang koheren karena seni budaya dapat menjalankan komunikasi efektif, antara lain dengan melalui satu bagian saja dapat menunjukkan keseluruhannya.” Berbeda dengan pendapat Harry Sulastianto, “Seni budaya merupakan suatu keahlian mengekspresikan ide-ide dan pemikiran estetika, termasuk mewujudkan kemampuan serta imajinasi pandangan akan benda, suasana, atau karya yang mampu menimbulkan rasa indah sehingga menciptakan peradaban yang lebih maju.”
2.2 Seni Rupa
Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep titik, garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika. Seni rupa dilihat dari segi fungsinya dibedakan antara seni rupa murni dan seni rupa terapan, proses penciptaan seni rupa murni lebih menitik beratkan pada ekspresi jiwa semata misalnya lukisan, sedangkan seni rupa terapan proses pembuatannya memiliki tujuan dan fungsi tertentu misalnya seni kriya. Sedangkan, jika ditinjau dari segi wujud dan bentuknya, seni rupa terbagi 2 yaitu seni rupa 2 dimensi yang hanya memiliki panjang dan lebar saja dan seni rupa 3 dimensi yang memiliki panjang lebar serta ruang. Secara kasar terjemahan seni rupa di dalam Bahasa Inggris adalah fine art. Namun sesuai perkembangan dunia seni modern, istilah fine art menjadi lebih spesifik kepada pengertian seni rupa murni untuk kemudian menggabungkannya dengan desain dan kriya ke dalam bahasan visual arts.seni rupa terbagi menjadi dua bagian yakni senirupa murni dan senirupa terapan.
















BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Seni Rupa Terapan                                                                                                       
Seni rupa terapan adalah karya seni rupa yang dirancang untuk tujuan fungsional, yaitu untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikologis (kejiwaan) manusia. Seni rupa terapan memiliki fungsi guna atau pakai. Artinya selain sebagai benda yang bernilai seni (artistik) juga sebagai benda yang indah (estetis) dan dapat digunakan untuk kepentingan manusia. Contoh benda seni terapan antara lain benda-benda gerabah dari tanah liat, benda-benda anyaman, kerajinan keramik, peralatan rumah tangga, kerajinan furniture. Karya seni rupa terapan daerah setempat diciptakan untuk tujuan melestarikan nilai-nilai tradisi dan adat dalam proses serta teknik berkarya seni rupa daerah setempat. Bentuk, model, teknik, dan media memiliki keunikan/karakteristik tersendiri, sebagai kekayaan seni budaya. Karya seni rupa terapan daerah setempat yaitu karya seni rupa yang memiliki fungsi pakai/guna, dibuat dengan teknik (cara) dan media yang ada di daerah setempat, sebagai aset atau kekayaan budaya nasional.
3.2 Jenis-jenis seni rupa terapan
Jenis seni rupa terapan banyak ragamnya, diantaranya sebagai berikut :
1.    Seni bangunan/ arsitektur berupa banguna tanah, tempat tinggal, kantor, masjid dan lain-lain.
2.    Gambar ilustrasi yaitu gambar atau foto yang digunakan untuk menjelaskan suatu naskah/teks, sebagai contohnya gambar pada buku bacaan untuk mata pelajaran siswa SD. Fungsi dari gambar tersebut sebagai penjelas dari bacaan sehingga isi bacaan mudah dipahami oleh pembaca. Ilustrasi bisa terdapat di mana-mana, seperti pada buku pelajaran, cerpen dan iklan.    
3.    Seni grafis terapan/desain komunikasi visual yaitu karya seni rupa yang berfungsi sebagai media komunikasi. 
4.     Seni kriya terapan, dalam hal ini dapat dikatakan bahwa karya seni rupa terapan adalah semua karya desain dan kriya terapan. Karya desain yaitu sebuah rancangan yang bertujuan untuk membuat suatu benda yang memiliki fungsi praktis, contohnya : desain rumah, desain kursi, atau desain komunikasi visual. Karya seni kriya terapan yaitu karya seni rupa dua dan tiga dimensi yang pembuatannya mengutamakan ketrampilan tangan dengan tingkat ketelitian dan kerajinan yang tinggi. Karya seni kriya disebut juga seni kerajinan (crafts). Ada bermacam-macam seni kriya antara lain : kriya kayu, kriya kulit (tatah sungging), kriya logam, batik dan anyaman. Karya kriya terapan berupa benda-benda pakai yang dibuat dengan mengandalkan keterampilan tangan, seperti kipas yang terbuat dari anyaman bambu, kursi rotan, benda-benda gerabah yang terbuat dari tanah liat, dan lain sebagainya.
     a.       Desain rumah                   b.    Desain kursi


 3.3           Hasil Karya Seni Rupa Terapan Daerah Setempat
Benda-benda seni rupa terapan yang dihasilkan di bagian daerah di wilayah Indonesia  diantaranya yang terkenal adalah:
1)      Kerajinan Batik, Seni batik adalah sebagai budaya nasional yang sudah banyak dikenal di mancanegara. Sebagian besar daerah di Indonesia memiliki karya seni batik yang berbeda jenis dan coraknya. Batik termasuk karya seni terapan dua dimensi yang umumnya digunakan sebagai nama motif atau corak batik. Antara lain : Batik Solo, Batik Yogyakarta, Batik Bayumasan (Purwokerto), Batik Laseman (Lasem-Rembang), Batik Bakaran (Pati), Batik Cirebon, Batik Pekalongan (corak Pekalongan), Batik Madura, Batik Palembang, Batik Garut (Jawa barat), Batik Bali, Batik Tuban (Jawa Timur).
2)      Kerajinan keramik dari Kasongan Yogyakarta, Purwakarta, Sompok, Mayong (Jepara), Bojonegoro (Jawa Timur), Bandung, dan Kedu.
3)      Kerajinan kain tenun dari daerah Troso (Jepara), Bali, Garut, Yogyakarta, Tuban, Lombok, dan Timor.
4)      Kerajinan kuningan dari Juwana Pati (Jawa Tengah).
5)      Kerajinan ukir perak bakar dari Kota Gede Yogyakarta.
6)      Kerajinan anyaman dari bahan alami untuk benda tas, keranjang, tikar, dan topi. Daerah asal Tangerang, Kudus, Kedu, Tasikmalaya dan Bali.
7)       Kerajinan tangan untuk cinderamata (souvenir) dari daerah Surakarta, Jepara,Yogyakarta, Jakarta, Bali, Bandung, Palembang, Makassar, dan Samarinda.
8)      Kerajinan wayang kulit (Wayang / boneka yang terbuat dari kulit berbentuk dua dimensi) digunakan untuk seni perdalangan atau sebagai hiasan. Dihasilkan dari daerah Yogyakarta, Surakarta, Kedu, Bali, dan Jawa Timur.
9)      Wayang Golek (boneka berbentuk tiga dimensi) dihasilkan dari daerah, Bandung, dan Yogyakarta (Jawa tengah)
10)  Kerajinan ukir kayu, yang menghasilkan benda-benda ukir berupa perabotan rumah tangga ukir (meja, kursi, tempat tidur, almari, dan hiasan dinding) dan gambar relief. Daerah penghasik ukiran kayu antara lain Jepara, Bali, Kalimantan, Madura, dan Papua (suku Asmat), Yogyakarta, Surakarta, Cirebon, dan Palembang.
11)  Kerajinan topeng kayu dari daerah Yogyakarta, Surakarta, Betawi, Cirebon, Bali, dan Bandung.
12)  Kerajinan merangkai janur. Jawa Tengah, Bali dan Yogyakarta.
13)  Kerajinan bordir berasal dari daerah Kudus dan Tasikmalaya.


3.4  Media dan Teknik Seni Rupa Terapan Daerah Setempat
1.    Media (bahan/alat) yang digunakan umumnya bahan alami dn yang mudah didapat dari daerah setempat. Contoh media seni terapan tradisional (daerah setempat) umumnya menggunakan yang harganya murah, mudah terjangkau masyarakat umum/luas, bambu, kayu, tanah liat, jenis rumput-rumputan (untuk anyaman), eceng gondok, tempurung (batok) kelapa, kulit kerang, kulit hewan, batu marmer, batu andesit, dan daun-daunan.
2.    Teknik (cara) yang digunakan dalam pembuatan karya seni terapan daerah setempat atau tradisional pada umumnya sangat sederhana yaitu dengan menggunakan tangan atau dengan alat bukan mekanis (mesin). Misalnya dalam pembuatan anyaman bambu daun, ukirankayu, kain tenun, kain songket keramik tradisi, wayang kulit dan golek, bordir, sulaman, kain batik. Dikerjakan secara perorangan atau kelompok. Dengan cara (teknik) ukir, pahat, anyam, aplikasi, jahit, butsir, membentuk.
3.5  Pembagian Karya Seni Rupa Terapan
3.5.1. Pembagian Senirupa Terapan Berdasarkan Fungsi
Karya seni rupa terapan memiliki dua fungsi sebagai berikut:

1)            Pemenuhan kebutuhan yang bersifat praktis (kegunaan), yaitu karya yang fungsi pokoknya sebagai benda pakai, selain juga memiliki nilai hias. Misalnya, perabotan rumah tangga, seperti meja dan kursi, lemari, dan tekstil.
2)            Pemenuhan kebutuhan yang bersifat estetis (keindahan), yaitu fungsi yang semata-mata sebagai benda hias. Misalnya, karya batik atau tenun yang dibuat khusus untuk hiasan dinding dan benda-banda kerajinan untuk penghias ruangan, seperti topeng, patung, dan vas bunga.
3.5.2. Pembagian Senirupa Terapan Berdasarkan Wujudnya
Berdasarkan wujud fisiknya, karya seni rupa terapan dapat digolongkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1)             Karya seni rupa terapan dua dimensi (dwimatra) Karya seni rupa terapan dua dimensi, yaitu karya seni rupa yang mempunyai ukuran panjang dan lebar dan hanya bisa dilihat dari satu arah. Misalnya, wayang kulit, tenun, dan batik.
2)             Karya seni rupa terapan tiga dimensi (trimatra) Karya seni rupa terapan tiga dimensi, yaitu karya seni rupa yang dapat dilihat dari segala arah dan memiliki volume (ruang). Misalnya, rumah adat, senjata tradisional seperti rencong dan pedang, serta patung.

3.5.3. Pembagian Senirupa Terapan berdasarkan Bentuknya
Karya seni rupa terapan yang terdapat di Indonesia sangat beragam dengan aneka jenis, bentuk, fungsi, dan teknik pembuatannya. Bentuk karya seni rupa terapan tersebut disini kami membaginya dalam empat kategori:
1.                  Rumah adat
2.                  Senjata Tradisional
3.                  Transportasi Tradisional
4.                  Seni Kriya


 3.6      Tokoh Seni Rupa
·                   Tokoh Seni Rupa Manca Negara
1.             Hieronymous Bosch, 1450-1516 (Pelukis-Belanda)
2.             Frans Hals, 1580/85-1666 (Pelukis-Belanda)
3.             Leonardo da Vinci (Arsitek, Pelukis – Italia)
4.             Michelangelo (Pemahat, Pelukis – Italia)
5.             Vincent van Gogh (Pelukis – Belanda)
6.             Rembrand Van Rijn (Pelukis – Belanda)
7.             Pablo Piccaso (Pelukis – Spanyol)
8.             Rubens (Pelukis – Belanda)
9.             Titian
10.         Teodhore Gericault (Pelukis – Prancis)
11.         Jacques Louis David, 1748-1825 (Pelukis – Prancis)
12.         Ingres, 1780-1867 (Pelukis – Prancis)
13.         Claudio Monet(Pelukis – Prancis)
14.         Edouard Manet,  (Pelukis – Prancis)
15.         Piere Auguste Renoir(Pelukis – Prancis)
16.         Salvador Dalí(Pelukis – Spanyol) .
17.         Edgar Degas19 Juli 1834 (Pelukis – Paris)
·       Tokoh Seni Rupa Indonesia :
1.             Affandi (Pelukis)
2.             Agus Djaya (Pelukis – Art Consultant)
3.             Basuki Abdullah (Pelukis)
4.             Raden Saleh (Pelukis) Hendra Gunawan (Pelukis)
5.             Lee Man Fong (Pelukis)
6.             Otto Djaya (Pelukis)
7.             Dullah (Pelukis)
8.             Soedjojono (Pelukis)
9.             Wakidi (Pelukis)
10.         Soenaryo (Pelukis)
11.         I Nyoman Nuarta (Pematung)
12.         I Nyoman Gunarsa (Pelukis)
13.         Antonio Blanco (Pelukis)
14.         Lee Mayor (Pelukis)
15.         Rudolf Bonet (Pelukis)
16.         Heng Ngantung (Pelukis)
17.         F. Widayanto (Keramikus)
v Tokoh Seni Panggung/Pertunjukan
·           Tokoh Seni Panggung Manca Negara
1.             Shakespeare(Sandiwara – Inggris)
2.             Verdi, 1800 an (Drama – Italia)
3.             Wagner, 1800 an (Drama – Jerman)
4.             Puccini, 1900 an (Drama – Italia)
5.             Boris Christoff(Drama -            )
6.             Sherley Verrett(Drama -         )
·           Tokoh Seni Panggung Indonesia
1.             Sardono W. Kusumo (Koreografer)
2.             Bagong Kusudiarjo (Koreografer – Pelukis)
3.             Didiek Ninithowok (Koreografer)
4.             Srimulat (Drama – Lawak)
5.             Ki Siswondo (Ketoprak)
6.             Cak Doerasim (Ludruk)
7.             Ki Nartosabdo (Pedhalangan-Wayang Kulit)
8.             Ki Timbul Hadiprajitno (Pedhalangan-Wayang Kulit)
9.             Ki Anom Soeroto (Pedhalangan-Wayang Kulit)
10.         Ki Mantep Darsono (Pedhalangan-Wayang Kulit)
11.         Ki Enthus Soesmono (Pedhalangan-Wayang Kulit)
12.         Retno Maruti (Tari Tradisional Jawa)
13.         Guntur Soekarno (Koreografer)


























BAB IV
KESIMPULAN

Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep titikgaris,bidangbentukvolumewarnatekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika.
Seni rupa terapan adalah hasil karya seni rupa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan mempunyai fungsi atau manfaat. Fungsi karya seni rupa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fungsi estetis dan fungsi praktis. Fungsi estetis adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia tentang rasa keindahan. Misalnya lukisan, patung,dan benda hias. Fungsi praktis adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia akan benda pakai. Misalnya vas bunga, kursi ukir, dan bingkai foto.
Jenis-jenis seni rupa terapan nusantara antara lain:
o   Seni Kulit
o   Seni Ukir
o   Seni Anyaman
o   Seni Batik                                                                      
o   Seni Keramik
o   Seni Tenun
o   Seni Logam






DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar